Sabtu, 16 Februari 2013

AL QIYADAH WAL JUNDIYAH


Penulis: Mushthafa Masyhur
 
Kaum muslimin tidak boleh lemah, takluk, tunduk, dan tidak berdaya dalam menghadapi kenyataan berupa keterjatuhan dan kekuatan musuh. “Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.” (Qs. Al-Anfal: 39).

Berjuang membela agama Allah, Islam, adalah kewajiban setiap muslim. Kaum muslimin juga wajib membela dan melindungi bumi Islam dan kehormatan kaum muslimin, seperti mesjid al-Aqsha. Kaum muslimin juga harus memperluas dakwah Islamiyah di seluruh dunia. Semua ini adalah jalan agar tidak ada pemerintahan yang zalim dan agar Islam tetap ada di hati setiap muslim. 

KEWAJIBAN BERAMAL JAMA’I
Perkembangan dan karakter dakwah saat ini  mewajibkan setiap muslim bergerak dan berusaha mewujudkan tuntunan Islam. Usaha untuk mewujudkan tuntunan Islam di seluruh negeri adalah sebuah perjuangan besar dan harus dilakukan secara berjamaah. Amal jama’i akan menggerakkan sebuah Jama’ah Islam yang tersusun rapi dan kuat. Tujuan ini hanya akan berhasil jika berjamaah. Kaidah ushul fiqh menyatakan, “sesuatu yang tidak sempurna pelaksanaannya kecuali dengannya, maka ia adalah wajib.”. Maka, setiap muslim wajib berjamaah dalam mewujudkan tegaknya Daulah Islamiyah.
“dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. (Qs. Ali Imran:103).

Jama’ah Harus Memiliki Manhaj, Pimpinan, dan Anggota
Setiap jamaah harus memiliki manhaj dalam mencapai tujuan. Jemaah tidak bisa bergerak tanpa pimpinan yang mengatur seluruh pergerakan, menentukan tujuan dan sarana, mengawasi dan mengontrol pelaksanaan program, dan beberapa hal kepemimpinan lain.
1.    Pimpinan
Pemimpin ibarat kepala bagi tubuh. Pemimpin menentukan seluruh tujuan, berkumpulnya semua informasi, memikirkan dan mengkaji setiap masalah yang dihadapi. Maka, pemimpin harus memiliki kekuatan, kesadaran, dan kemampuan yang prima. Ini menentukan kekuatan gerakan, aktivitas, produktivitas, dan keselamatan perjalanan jama’ah. Pemimpin juga sebagai lambang kekuatan, persatuan, keutuhan, dan kedisiplinan staf. Jadi, kedudukan pemimpin dalam jamaah adalah sangat penting dan utama.
Ada berbagai konsep kepemimpinan, seperti fardiyyah dan jama’iyyah. Pada sebuah organisasi, ada top leader, dibantu Dewan Pimpinan dan majlis syuro yang beranggotakan orang-orang khusus.
Rasulullah SAW memperingatkan supaya tidak memberikan jabatan tertentu pada orang yang memintanya dengan ambisius. “Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan jabatan tersebut pada orang yang memintanya dan berambisi untuk memegangnya.” (HR. Syaikhan, Abu Dawud, dan Nasa’i).
Jadi, kedudukan pemimpin dalam jamaah tidak boleh dijadikan bahan rebutan dan pelampiasan ambisi karena amanah pimpinan dakwah ini sangat berat dan harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Jemaah juga harus menghormati pemimpin karena dirinya dianggap sebagai lambang jamaah.
2.    Keanggotaan
Rasulullah SAW menjadikan generasi muslim pertama sebagai fondasi dan tiang Daulah Islamiyyah. Maka, Rasulullah mempersaudarakan mereka dalam ikatan aqidah. Setelah itu, jadilah mereka fondasi kukuh dalam berdirinya masyarakat Islam. Imam Hasan Al Banna menerapkannya dengan mempersiapkan anggota-anggota jamaah secara berangsur (tajarrud) melalui tahap perkenalan (ta’rif), pembentukan (ta’rif), dan pelaksanaan (tanfidz). Ia juga menetapkan ciri-ciri seorang muslim yang akan dipersiapkan, yaitu aqidah yang lurus, ibadah yang benar, berakhlaq mulia, berfikiran cerdas, bijak, berbadan sehat dan kuat, mampu bergerak dan berjuang, disiplin dalam segala hal, menjaga waktu, bermujahadatunnafs, dan memiliki faktor asasi sebagai pejuang muslim. Sarana persiapan anggota ini seperti pengajian, usrah, kepanduan, tour, perkemahan, pasukan, bela diri, olah raga, dll. Ia juga menentukan bentuk bai’ah sumpah setia dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anggota.
Begitu pentingnya anggota. Jika pemimpin kuat tapi anggota lemah, maka tidak terlaksana program-program besarnya. Sebaliknya, jika pemimpin lemah dan anggota kuat, masih ada kemungkinan mengganti pemimpin dan memilih yang baru dari kalangan mereka.


AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Amanah pemimpin sangat berat dan akan bertambah berat seiring berkembangnya dakwah. Persoalan yang kompleks dan harus ditangani cepat, jihad, pengorbanan, tekanan, dan perlawanan dari musuh-musuh Islam. Maka, tarbiyah sebagai tempat lahirnya kekuatan dan kemurnian jalan dakwah.
HAL-HAL YANG MEMBANTU TERLAKSANANYA TUGAS PIMPINAN
1.    Ikhlas karena Allah SWT, benar, dan jujur pada-Nya adalah hal terpenting dan keharusan bagi seorang pemimpin dalam memikul amanah. Ini syarat mendapat taufiq dan pertolongan Allah SWT.
2.    Pemimpin harus peka terhadap pengawasan dan penjagaan Allah SWT setiap waktu. Ini mendorong untuk selalu berbuat kebaikan dan memperbaiki amal usaha.
3.    Pemimpin harus selalu memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam setiap keadaan dan aktivitas.
4.    Pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar yang bisa mendorong untuk selalu menjaga diri dalam menjalankan amanah.
5.    Pemimpin harus memberikan perhatian yang cukup tentang pendidikan (tarbiyah), menyiapkan kader dan calon penerus.
6.    Terjalinnya kasih sayang dan ukhuwwah yang tulus di kalangan anggota jamaah.
7.    Pimpinan harus benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan sesuai kemampuan. Ia harus mampu membagi tugas penting kepada anggota jamaah dan memberi petunjuk, cara, dan ketentuan. Pemimpin juga harus mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.
8.    Para pemimpin tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota harus memahami beratnya amanah pimpinan pusat. Ini bisa mendorong setiap anggota dan pimpinan daerah menyempurnakan kewajibannya dan menjaga stabilitas daerahnya.
9.    Pemimpin harus selalu bersungguh-sungguh dalam cita-cita, mengukuhkan tekad dan membangkitkan harapan anggota jama’ah.

Akhlak dan sifat yang harus dimiliki pemimpin:
1.        Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena Allah SWT saja.
2.        Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman luas, berpandangan jauh dan tajam, berwawasan luas, mampu menganalisis berbagai persoalan dari segala segi dengan cepat dan tepat.
3.        Penyantun, kasih sayang, dan lemah lembut karena pemimpin akan berhadapan dengan berbagai tipe manusia. Pemimpin harus sabar menghadapinya(Qs. Ali Imran:159).
4.        Pemimpin harus bersahabat dan lemah lembut. “Sesungguhnya Allah itu lemah lembut dan mencintai sifat lemah lembut dan Dia memberikan sifat lemah lembut apa yang tidak diberikannya kepada orang yang bersifat kasar dan apa yang tidak diberikannya kepada yang lainnya.” (HR. Bukhari Muslim).
5.        Pemimpin harus berani dan sportif, tidak pengecut dan tidak membabi buta.
6.        Pemimpin harus shidiq, benar dalam berkata, sikap dan perbuatan. Ketidakjujuran adalah yang paling membahayakan amal jam’i.
7.        Tawadhdhu’: rendah hati, ini adalah sifat Rasulullah SAW. Qs Asy-Syu’ara:215: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Tawadhdhu’ juga berarti tunduk dan mematuhi haq. Sifat ini akan menjadikan suasana kerja sama dan musyawarah serta menghilangkan hambatan psikologis.
8.        Memaafkan, menahan amarah, dan ihsan.
9.        Menepati janji dan sumpah setia. Sumpah ini adalah janji setia kepada Allah SWT.
10.    Pemimpin harus sabar karena jalan dakwah ini adalah jalan panjang, sulit, dan penuh persoalan, penuh onak duri, ujian, bencana, dll.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-baqarah:153). “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar:10).
11.    ‘Iffah dan kiram, 2 sifat terpuji yang harus dimiliki anggota jama’ah dan pemimpin.
12.    Wara’ dan zuhud dapat menjauhkan dari hal syubhat. Wara’ membawa kezuhudan.
13.    Adil dan jujur. Sifat ini menjadikan anggota tenang dan sadar terhadap haknya. Aktivitas pimpinan akan semakin maju, penuh kepercayaan, aman, penuh keikhlasan, kemantapan, ketentraman. Maka, gerakan dakwah menjadi efektif dan produktif.
14.    Tidak mengungkit-ungkit dan tidak menyombongkan diri. Maka, pujilah Allah SWT atas memberi kekuatan dan pertolongan sehingga bisa melaksanakan tugas dengan baik.
15.    Memelihara hal-hal yang dimuliakan Allah SWT.
16.    Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba karena bisa membahayakan jama’ah.
17.    Pemimpin harus bertekad bulat, tawakkal, dan yakin.
18.    Sederhana dalam segala hal karena pemimpin mengedalikan usaha besar jama’ah dengan latar belakang, daya tangkap, dan kemampuan berbeda. Maka, pemimpin harus mengambil jalan tengah untuk menjaga kelangsungan dakwah.
19.    Bertahan dalam kebenanaran dengan teguh dan pantang mundur dari segala ujian dan tantangan yang datang bertubi-tubi.
20.    Menjauhi sikap pesimistis dan over estimasi. Mintalah pertolongan kepada Allah SWT serta terus berusaha sesuai kemampuan.

Tabiat Gerakan dan Medannya:
1.    Harus beriltizam dengan tujuan berdirinya jama’ah, yaitu tegaknya Dien Allah di bumi dengan membangun Daulah Islamiyah’Alamiyyah, secara utuh dan menyeluruh meski memerlukan waktu yang lama dengan berbagai rintangan.
2.        Memelihara keuniversalan tujuan dan medan gerakan dengan seluruh konsekuensinya tanpa melupakan satu aspeknya. Islam adalah satu kesatuan yang memiliki berbagai dimensi yang saling menyempurnakan, tidak menerima parsialisasi atau pemisahan antaraspek.
3.        Perlu menjaga tabiat tahapan dakwah Islamiyyah dengan segala tuntutannya karena jama’ah ini berusaha membangung kembali Daulah Islamiyyah dengan dasar kuat dan kukuh. Pemimpin harus selalu bersungguh-sungguh merujuk pada Alquran dan Sunnah.
4.        Kewajiban memberikan perhatian serius terhadap pendidikan (tarbiyyah) di setiap peringkat karena ini azas kekuatan dan keutuhan suatu gerakan.
5.        Harus mengawasi sikap jama’ah dan jama’ah lain. Pemimpin harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan anggota dan kelompok lain.
6.        Tahap perjuangan yang akan datang lebih ditekankan pada jihad dan menegakkan hukum Allah SWT di seluruh aspek kehidupan. Maka, ada perhatian khusus kepada pembinaan kader, mempersiapkan berbagai potensi, kemampuan, keahlian, dan pengkajian untuk masa datang.
7.        Mempersiapkan seluruh masyarakat untuk menjadi asas kuat tegaknya hukum dan pemerintahan Islam yang mantap dan utuh. Harus ada pendapat-pendapat umum masyarakat yang berpihak pada jama’ah. Perlu ada hubungan baik dan dekat dengan masyarakat.
8.        Muslimah bisa berperan di  ‘Amal Islami. Ia adalah tiang penegak rumah tangga Islam dan sebuah fondasi tegaknya pembinaan dan pembangunan Daulah Islamiyyah.
9.        Memperhatikan generasi muda dengan mendidik kepribadian Islam agar dapat istiqomah di tengah hidup bermasyarakat.
10.    Pemimpin harus bersungguh-sungguh mewariskan dakwah kepada generasi mendatang dengan kemurnian, keaslian. Keuniversalan, dan pengalamannya.
11.    Gerakan dakwah meliputi berbagai negara, bangsa, dan warna kulit. Maka, para anggota berbahasa sesuai dengan tempatnya agar dakwah merata di seluruh tempat.
12.    Dana adalah urat nadi ‘Amal Islami. Dana diperlukan untuk menggerakkan segala aktivitas dan  memperlancar pencapaian tujuan.
13.    Pemimpin harus memanfaatkan pengalaman dalam gerakan dan realitas keragaman dalam ‘Amal Islami.

Beberapa petunjuk dalam bergerak:
1.        Pemimpin harus memberikan perhatian menyeluruh pada tugas dan tanggung jawab
2.        Pemimpin memiliki kepercayaan kuat terhadap tugasnya
3.        Setiap penanggung jawab harus menyusun program kerja lengkap dengan sasaran, tujuan, tahapan, jalan, cara, persiapan, kemungkinan-kemungkinan, penentuan perlengkapan, dan kontrol berkelanjutan.
4.        Tepat memilih dan melaksanakan tugas
5.        Pemimpin dituntut mengatur waktu dan urusan seefektifnya
Beberapa petunjuk pergaulan antara pemimpin dan anggota:
1.        Pemimpin harus pandai memilih orang yang laik dalam memegang jabatan dan dalam menyelesaikan tugas tertentu.
2.        Tidak boleh pesimis dan buruk sangka, melihat semua hal dari keburukannya saja.
3.        Pemimpin harus bergaul dengan para pembantu dan anggota
4.        Memperbaiki pembagian tugas dan menentukan spesialisasi supaya tidak tumpang tindih
5.        Pemimpin harus menetukan, mengatur, dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat dan bagian. Maka, bisa melihat perkembangan, mengawasi, dan menyampaikan pandangan.
6.        Memberikan kebebasan kepada pimpinan cabang untuk memilih sarana yang paling baik dalam melaksanakan tugas.
7.        Pemimpin harus selalu membangkitkan semangat kerja yang penuh kejujuran pad pimpinan cabang.
8.        Pemimpin harus membiasakan bermusyawarah dengan para pembantunya sebelum mengeluarkan keputusan penting. Ini lahirkan kebersamaan dan kerja sama.

 KEANGGOTAAN DAN TUNTUTANNYA

Beberapa persyaratan pokok seorang aktivis:
1.        Memahami arti komitmennya kepada Islam. Ia harus memahami bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat hanya bisa dicapai dengan beriltizam pada Islam dan melaksanakan seluruh konsekuensinya.
2.        Mengenal karakter tahapan dakwah yang dijalani dengan segala tuntutannya.
3.        Meyakini seyakin-yakinnya bahwa kembali pada kitabullah dan sunnah secara benar dan serius adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan umat Islam dari krisis.
4.        Yakin pada kewajiban bergerak membangkitkan iman dalam jiwa manusia.
5.        Mengetahui sejelasjelasnya bahwa amal dalam menegakkan Daulah Islamiyah adalah kewajiban setiap muslim.
6.        Mengetahui bahwa usaha ini tidak akan terlaksana jika hanya usaha perseorangan, tapi dengan beramal jama’i
7.        Mengingat kaidah ushul fiqh: maka amal jama’i dipandang sebagai persoalan yang wajib ditunaikan sebelum melangkah membangun kembali Daulah Islamiyah.
8.        Menyadari perlunya memilih jamaah yang akan dimasukinya. Tapi, sebelum masuk, teliti sifat-sifat asasi jamaah tersebut. Pilihlah jamaah yang berusaha di segala bidang kehidupan dengan tidak parsial dan usahanya mencakup semua aspek kehidupan.
9.        Memahami bahwa dasar Islam adalah kesatuan kata dan shaff, bukan perpecahan atau membanggakan sesuatu seperti Qs Ali Imran:103.
10.    Mengetahui bahwa persoalan terpenting di jalan dakwah ialah sadar terhadap pengawasan Allah SWT.

Beberapa keharusan dan perilaku anggota yang harus ditegakkan:
1.        Muslim yang telah memilih satu jamaah sebagai wadah perjuangan harus berusaha menjadi muslim yang teguh dan yakin terhadap amal jama’i dan tuntutannya.
2.        Anggota harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan jamaah.
3.        Setiap anggota harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan sehingga menjadi tenaga yang efektif, kuat, dan baik.
4.        Anggota harus berniat ikhlas karena Allah semata, hatinya suci dari segala penyakit batin yang bisa meruntuhkan seluruh amal.
5.        Anggota harus mengetahui bahwa beriltizam dengan arahan dan sistem jamaah adalah hal asasi demi kebaikan perjalanan gerakan.
6.        Anggota harus beriltizam dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh yang menjadi landasan jamaah, sehingga jauh dari pemyimpangan.
7.        Anggota harus beriltizam bahwa gerakan dan langkahnya ditentukan jamaah.
8.        Anggota harus menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan jamaah.
9.        Anggota harus berani menempatkan diri dalam barisan jihad fisabilillaah.
10.    Anggota harus mengetahui martabat jihad terendah adalah penentangan hati terhadap kemungkaran dan kejahiliahan.

ATURAN DAN ADAB PERGAULAN PIMPINAN DAN ANGGOTA
1.      Saling Menghormati dan Menghargai
Penghormatan antarpimpinan dan anggota harus ada dan didasari pada keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Saling menghormati dan menghargai ini dapat menjaga suasana damai demi keberlangsungan jamaah. Ini merupakan ibadah kepada Allah SWT.
2.      Adab pergaulan dan perbincangan
3.      Saling percaya dan berbaik sangka (Qs. Al Hujurat:12)
4.      Saling menasehati
Rasulullah SAW bersabda: Al-dien itu adalah nasihat. Kami bertanya, untuk siapa? Rasulullah SAW menjawab, “Bagi Allah, RasulNya, kitabNya, pemimpin-pemimpin kaum muslimin, dan orang-orang awamnya.”
5.      Saling mencintai dan bersaudara
Allah berfirman: Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu, “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syetan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Qs. Al-isra’: 53)
6.      Mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota
7.      Hal pergantian pimpinan: bersiap dan menerima ditempatkan di mana saja.
8.      Tunduk di bawah hukum Allah dan Rasul
Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul, dan ulil amri di antara kamu (Qs. An-Nisa’: 59).
9.      Mengkaji berbagai harokah dan mengembangkan pengalaman.

Tidak ada komentar: