Let's Write
Just try to keep writing
Rabu, 10 Juli 2013
Sabtu, 16 Februari 2013
AL QIYADAH WAL JUNDIYAH
Penulis: Mushthafa Masyhur
Kaum muslimin
tidak boleh lemah, takluk, tunduk, dan tidak berdaya dalam menghadapi kenyataan
berupa keterjatuhan dan kekuatan musuh. “Dan perangilah
mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.”
(Qs. Al-Anfal: 39).
Berjuang membela
agama Allah, Islam, adalah kewajiban setiap muslim. Kaum muslimin juga wajib
membela dan melindungi bumi Islam dan kehormatan kaum muslimin, seperti mesjid
al-Aqsha. Kaum muslimin juga harus memperluas dakwah Islamiyah di seluruh
dunia. Semua ini adalah jalan agar tidak ada pemerintahan yang zalim dan agar
Islam tetap ada di hati setiap muslim.
KEWAJIBAN
BERAMAL JAMA’I
Senin, 15 Oktober 2012
Jumat, 04 November 2011
PENGENALAN KEPADA KEUSAHAWANAN
DEFINISI USAHAWAN
1.Usahawan diambil daripada perkataan entreprendre dalam bahasa Perancis yang bermaksud between-taker atau go between, iaitu seseorang yang sanggup memikul atau mencuba sesuatu.
2. Usahawan menurut kamus dewan berasal daripada perkataan usaha yang bermaksud daya usaha, ikhtiar, kegiatan, atau pekerjaan untuk melaksanakan atau menyempurnakan sesuatu pekerjaan.
3. Menurut Richard Cantillon (1725), usahawan ialah seseorang yang sanggup memikul tugas atau mencuba sesuatu. Usahawan ialah pengambil risiko.
4. Menurut Adam Smith (1776) dalam Wealth of Nationnya, usahawan dianggap sebagai individu yang membentuk organisasi bagi tujuan komersial. Mereka berpandangan jauh dan berupaya mengenal pasti potensi permintaan terhadap produk dan servis.
Rabu, 02 November 2011
VIRUS UKHUWAH
Pertemanan dan persahabatan tentu suatu keniscayaan bagi kita, makhluk sosial. Demi keberlangsungan hubungan ini, perlu nilai-nilai moral –yang pada dasarnya ada dalam Islam- agar tercipta keharmonisan. Pada kaidah falsafah, harmoni lahir karena perbedaan. Tentu, perbedaan yang saling menghormati dan saling menjaga. Alunan orchestra yang terdiri dari berbagai macam alat musik dengan nada yang berbeda, bisa menghasilkan karya yang luar biasa karena mereka sepakat dalam nilai dan aturan yang menaungi mereka. kapan biola harus ‘menampilkan dirinya’, violin tidak sombong dan memberikan persembahan terbaiknya saat waktunya tiba. Begitu juga dengan alat musik lainnya. Maka, kita dalam pertemanan (dan persahabatan) juga harus begitu
‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD
Pokok bahasan:
• Makna al hiqdu wal hasad
• Hukum al hiqdu wal hasad
• Tercelanya al hiqdu wal hasad
• Sebab-sebab munculnya al hiqdu wal hasad
• Tingkatan-tingkatan al hiqd wal hasad
• Akibat dari al hiqdu wal hasad
• Terpujinya meninggalkan al hiqd wal hasad
• Kiat menghilangkan al hiqd wal hasad
Alhiqdu (dengki) dan Hasad (iri) adalah sifat tercela, umumnya diawali dengan marah yang berlebihan. Marah ada pangkal hiqd dan hasal. Kita harus menghindari marah karena bisa menjadi pangkal kebencian.
Al-hiqdu menurut Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya ulumuddin, adalah hati yang selalu diliputi marah, enggan untuk menghilangkannya sehingga melekat dalam dirinya. Al-hiqdu membuat hati seseorang selalu gelisah terhadap orang yang didengki, sehingga melahirkan penyakit al hasad yang hatinya selalu tidak senang terhadap nikmat yang didapat orang lain, berharap nikmat tersebut hilang darinya atau membenci orang yang mendapatkan kenikmatan dan bergembira jika musibah menimpa diri orang yang dihasadnya.
HUKUM AL-HIQD WAL HASAD
Hukum al-hiqdu dan al-hasad adalah
• Makna al hiqdu wal hasad
• Hukum al hiqdu wal hasad
• Tercelanya al hiqdu wal hasad
• Sebab-sebab munculnya al hiqdu wal hasad
• Tingkatan-tingkatan al hiqd wal hasad
• Akibat dari al hiqdu wal hasad
• Terpujinya meninggalkan al hiqd wal hasad
• Kiat menghilangkan al hiqd wal hasad
Alhiqdu (dengki) dan Hasad (iri) adalah sifat tercela, umumnya diawali dengan marah yang berlebihan. Marah ada pangkal hiqd dan hasal. Kita harus menghindari marah karena bisa menjadi pangkal kebencian.
Al-hiqdu menurut Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya ulumuddin, adalah hati yang selalu diliputi marah, enggan untuk menghilangkannya sehingga melekat dalam dirinya. Al-hiqdu membuat hati seseorang selalu gelisah terhadap orang yang didengki, sehingga melahirkan penyakit al hasad yang hatinya selalu tidak senang terhadap nikmat yang didapat orang lain, berharap nikmat tersebut hilang darinya atau membenci orang yang mendapatkan kenikmatan dan bergembira jika musibah menimpa diri orang yang dihasadnya.
HUKUM AL-HIQD WAL HASAD
Hukum al-hiqdu dan al-hasad adalah
Minggu, 08 Mei 2011
Telaga Hati Pejuang Muda
ADS memang lebih
Lebih dulu tahu
Lebih dulu tarbiyah
Lebih dulu berkecimpung di lahan dakwah
Lebih dulu sibuk
Lebih dulu merasa sombong
Terlebih di kampus
ADS
Walau telah tarbiyah
Namun, tidak ada yang bisa menjamin
Hati mereka tetap ikhlas, tetap istiqomah
Tetap bersahaja
Dakwah sekolah. Menggiurkan. Menggiurkan pahala dan pengalamannya bagi yang penasaran dan pada akhirnya memahami urgensi dakwah sekolah. Siswa sebagai subjek dan objeknya. Lingkungan sekolah sudah barang tentu sebagai objeknya. ADS berperan dalam mewarnai sesama siswa, guru, dan lingkungan sekolah secara umum. Mereka mewarnai objeknya agar menjadi lebih islami, tentu dengan nilai-nilai Islam yang universal. Mereka penggerak berbagai kegiatan. Mereka mengadakan mentoring, ta’lim, hiking, outbound, Annisa’ zone, dll. Mereka berkreasi, berorganisasi, dan menjadi contoh bagi teman-temannya. Harusnya begitu. Memang, sebagian besar sudah begitu.
Sekitar 3 tahun, mereka ditempa dan dibiarkan berkreasi. Pada saat-saat akhir, mereka mulai membina adik-adiknya. Saat dinyatakan lulus, mereka merasa sedih karena menyudahi aktivitas di sekolah. Mereka pun memasuki ruang baru, kampus.
Sejatinya, mereka tidak begitu canggung di lingkungan baru. Mereka langsung bisa berinteraksi dengan orang yang baru dikenal. Mereka pun dilirik ADK. Mereka bertemu ADK. Mereka mendapat treatment khusus dari ADK. Mereka, menjadi masyarakat kampus.
Perkuliahan berlangsung. Mereka, ADS, umumnya masih diamanahkan di sekolah untuk mengayomi adik-adiknya. Mereka, umumnya, semakin diamati ADK. Beberapa sudah diajak mengikuti kegiatan di kampus, baik di fsi, hima, bem, dll. Saat masanya tiba, mereka diamanahi di beberapa lini ladang amal. ADK juga memproyeksikan mereka untuk amanah selanjutnya. ADK, walaupun sibuk menggarap objeknya, menaruh harapan besar pada ADS. ADK tentu berharap ADS bisa mengajak teman-temannya ke berbagai acara fsi di kampus. ADK tentu berharap ADS di kampus bisa menjadi perpanjangan tangan mereka. Namun, ADK juga harus mengerti, bahwa banyak ADS yang masih diamanahi di dakwah sekolah. ADK juga tidak bisa terus menanamkan pikirkan bahwa ketika di kampus, ADS harus fokus ke kampus saja. Sejatinya begitu.
ADS harus paham bahwa mereka telah paham sedikit banyak karena mereka telah berkecimpung dalam dakwah. ADS bisa menempatkan diri. Ketika di kampus, ya ikuti flow kaderisasi kampus jika tidak bentrok dengan ‘acara sekolah’. Saat harus mengikuti beberapa training dari kampus untuk mereka, mahasiswa tahun awal, ya ikuti jika memang sedang tidak ada agenda yang urgent. Intinya, saat ada beberapa hal yang harus kita jalani, selagi tidak menghambat gerak kita ‘di sekolah’, maka ikuti saja. toh, kegiatan di kampus juga untuk up date dan up grade kemampuan diri. Termasuk saat diberi amanah di kampus. Tentu harus dikomunikasikan dengan MR dan beberapa rekan di dakwah sekolah. Selagi amanah ‘di sekolah’ tidak terganggu, selagi kita dibutuhkan di kampus, selagi kita bisa memanajemen diri, maka jalani.
Beberapa hal yang sangat sederhana ini mungkin kadang kita lupakan. ADS seharusnya tidak merasa lebih tahu, lebih paham, lebih berpengalaman, hingga mereka merasa gerah ketika diayomi ADK. ADS seharusnya tidak boleh nakal saat ada beberapa alur yang harus dilalui ‘di kampus’. ADS seharusnya bisa menjadi teladan bagi rekan-rekan dan adik-adiknya. Dan, tentu ADK harus memahami posisi ADS di dua tempat, sekolah dan kampus.
Tulisan ini sebagai pengingat, introspeksi, terkhusus untuk penulis dan untuk semua. Tulisan ini tidak bertujuan untuk bersombong diri atau menghakimi. Semoga niat dan hati kita selalu terjaga dan diperbarui agar ikhlas dalam dakwah ini.
Lebih dulu tahu
Lebih dulu tarbiyah
Lebih dulu berkecimpung di lahan dakwah
Lebih dulu sibuk
Lebih dulu merasa sombong
Terlebih di kampus
ADS
Walau telah tarbiyah
Namun, tidak ada yang bisa menjamin
Hati mereka tetap ikhlas, tetap istiqomah
Tetap bersahaja
Dakwah sekolah. Menggiurkan. Menggiurkan pahala dan pengalamannya bagi yang penasaran dan pada akhirnya memahami urgensi dakwah sekolah. Siswa sebagai subjek dan objeknya. Lingkungan sekolah sudah barang tentu sebagai objeknya. ADS berperan dalam mewarnai sesama siswa, guru, dan lingkungan sekolah secara umum. Mereka mewarnai objeknya agar menjadi lebih islami, tentu dengan nilai-nilai Islam yang universal. Mereka penggerak berbagai kegiatan. Mereka mengadakan mentoring, ta’lim, hiking, outbound, Annisa’ zone, dll. Mereka berkreasi, berorganisasi, dan menjadi contoh bagi teman-temannya. Harusnya begitu. Memang, sebagian besar sudah begitu.
Sekitar 3 tahun, mereka ditempa dan dibiarkan berkreasi. Pada saat-saat akhir, mereka mulai membina adik-adiknya. Saat dinyatakan lulus, mereka merasa sedih karena menyudahi aktivitas di sekolah. Mereka pun memasuki ruang baru, kampus.
Sejatinya, mereka tidak begitu canggung di lingkungan baru. Mereka langsung bisa berinteraksi dengan orang yang baru dikenal. Mereka pun dilirik ADK. Mereka bertemu ADK. Mereka mendapat treatment khusus dari ADK. Mereka, menjadi masyarakat kampus.
Perkuliahan berlangsung. Mereka, ADS, umumnya masih diamanahkan di sekolah untuk mengayomi adik-adiknya. Mereka, umumnya, semakin diamati ADK. Beberapa sudah diajak mengikuti kegiatan di kampus, baik di fsi, hima, bem, dll. Saat masanya tiba, mereka diamanahi di beberapa lini ladang amal. ADK juga memproyeksikan mereka untuk amanah selanjutnya. ADK, walaupun sibuk menggarap objeknya, menaruh harapan besar pada ADS. ADK tentu berharap ADS bisa mengajak teman-temannya ke berbagai acara fsi di kampus. ADK tentu berharap ADS di kampus bisa menjadi perpanjangan tangan mereka. Namun, ADK juga harus mengerti, bahwa banyak ADS yang masih diamanahi di dakwah sekolah. ADK juga tidak bisa terus menanamkan pikirkan bahwa ketika di kampus, ADS harus fokus ke kampus saja. Sejatinya begitu.
ADS harus paham bahwa mereka telah paham sedikit banyak karena mereka telah berkecimpung dalam dakwah. ADS bisa menempatkan diri. Ketika di kampus, ya ikuti flow kaderisasi kampus jika tidak bentrok dengan ‘acara sekolah’. Saat harus mengikuti beberapa training dari kampus untuk mereka, mahasiswa tahun awal, ya ikuti jika memang sedang tidak ada agenda yang urgent. Intinya, saat ada beberapa hal yang harus kita jalani, selagi tidak menghambat gerak kita ‘di sekolah’, maka ikuti saja. toh, kegiatan di kampus juga untuk up date dan up grade kemampuan diri. Termasuk saat diberi amanah di kampus. Tentu harus dikomunikasikan dengan MR dan beberapa rekan di dakwah sekolah. Selagi amanah ‘di sekolah’ tidak terganggu, selagi kita dibutuhkan di kampus, selagi kita bisa memanajemen diri, maka jalani.
Beberapa hal yang sangat sederhana ini mungkin kadang kita lupakan. ADS seharusnya tidak merasa lebih tahu, lebih paham, lebih berpengalaman, hingga mereka merasa gerah ketika diayomi ADK. ADS seharusnya tidak boleh nakal saat ada beberapa alur yang harus dilalui ‘di kampus’. ADS seharusnya bisa menjadi teladan bagi rekan-rekan dan adik-adiknya. Dan, tentu ADK harus memahami posisi ADS di dua tempat, sekolah dan kampus.
Tulisan ini sebagai pengingat, introspeksi, terkhusus untuk penulis dan untuk semua. Tulisan ini tidak bertujuan untuk bersombong diri atau menghakimi. Semoga niat dan hati kita selalu terjaga dan diperbarui agar ikhlas dalam dakwah ini.
Jumat, 15 April 2011
Pengukuran dan Penanggulangan Risiko
Metode Pengidentifikasian Risiko
1.Menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner
2.Menggunakan laporan keuangan: menganalisis neraca, laporan pengoperasian, dan catatan pendukung lainnya.
3.Observasi/pemeriksaaan langsung ke lokasi
4.Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian perusahaan
5.Mengadakan interaksi dengan pihak luar: perusahaan lain, akuntan, penasehat hukum, konsultan manajemen, dll.
6.Melakukan analisis terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat
7.Membuat dan menganalisis catatan/statistik tentang data-data kerugian-kerugian yang pernah diderita
8.Melakukan analisis lingkungan
1.Menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner
2.Menggunakan laporan keuangan: menganalisis neraca, laporan pengoperasian, dan catatan pendukung lainnya.
3.Observasi/pemeriksaaan langsung ke lokasi
4.Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian perusahaan
5.Mengadakan interaksi dengan pihak luar: perusahaan lain, akuntan, penasehat hukum, konsultan manajemen, dll.
6.Melakukan analisis terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat
7.Membuat dan menganalisis catatan/statistik tentang data-data kerugian-kerugian yang pernah diderita
8.Melakukan analisis lingkungan
Selasa, 11 Januari 2011
‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD
Sahabat, tahukah apa arti ‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD? Ci sempat mencoba mencari penjelasan tentang ini dengan bertanya ke Om Google, tidak ada jawaban yang memuaskan. So, Ci sudah posting tentang ‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD. Silakan lihat di sini
Minggu, 02 November 2008
Lembaga Ekonomi
A. Pengertian Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga social adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Organisasi social adalah suatu unit social yang sengaja dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Perwujudan lembaga social berupa organisasi sosial. Asosiasi atau organisasi social mempunyai peraturan, ketentuan dan tata tertib yang disebut lembaga social. Lembaga sosial bersifat tidak tampak/abstrak, organisasi bersifat nyata/konkret.
Lembaga social adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Organisasi social adalah suatu unit social yang sengaja dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Perwujudan lembaga social berupa organisasi sosial. Asosiasi atau organisasi social mempunyai peraturan, ketentuan dan tata tertib yang disebut lembaga social. Lembaga sosial bersifat tidak tampak/abstrak, organisasi bersifat nyata/konkret.
Langganan:
Postingan (Atom)